Kisah Cid Kagenou kembali mengarah pada petualangan baru yang penuh dengan misteri dan kekuatan yang tak terduga. Kali ini, ia tergoda oleh cerita tentang kekayaan yang melimpah dan kesempatan untuk memperkaya dirinya di Kota Tanpa Hukum, sebuah wilayah yang dikenal akan kekejamannya dan peraturan yang tak ada. Cid, bersama dengan saudarinya Claire, yang merupakan seorang pejuang tangguh, berangkat ke kota tersebut dengan tujuan yang sangat berbeda. Claire, yang selalu mencari cara untuk membuktikan keberaniannya dan kemampuannya dalam menghadapi tantangan, melihat perjalanan ini sebagai kesempatan emas untuk melawan para penguasa kota dan membuktikan dirinya sebagai pejuang sejati. Namun, Cid memiliki ambisi yang lebih pribadi, yang tidak berhubungan langsung dengan keinginan saudarinya.
Kota Tanpa Hukum tidak seperti tempat lain. Wilayah ini diperintah oleh tiga penguasa yang memiliki kekuatan luar biasa, masing-masing dengan ambisi dan cara memerintah yang sangat berbeda. Pertama, ada Yukime, si Rubah Roh, yang dikenal karena kecerdikan dan kemampuannya mengendalikan kekuatan roh yang misterius. Kemudian, ada Juggernaut, si Tiran, penguasa yang menakutkan dengan otoritas yang tak terbantahkan dan kekuatan fisik yang luar biasa. Yang terakhir, ada Elisabeth, vampir leluhur yang dikenal sebagai Ratu Darah. Meskipun ia tidak aktif, pengaruh dan kekuatannya tetap menjadi ancaman besar bagi kota ini. Kekuatan Elisabeth yang mengerikan dan rahasia besar yang menyelimuti dirinya menjadikannya target yang sangat menarik, terutama bagi Claire yang ingin membuktikan kemampuannya.
Bagi Claire, memburu Elisabeth adalah tantangan besar yang bisa membuktikan bahwa ia bukan hanya seorang pejuang biasa. Ia ingin menghadapi Ratu Darah, yang telah menjadi legenda di dunia ini, dan menunjukkan pada dunia, serta dirinya sendiri, bahwa ia mampu mengalahkan ancaman yang seharusnya tak terjangkau. Namun, Cid tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu. Bagi Cid, ini adalah kesempatan untuk mengambil keuntungan dan melakukan apa yang ia lakukan dengan terbaik: mencuri barang-barang berharga dan menyelinap ke dalam bayang-bayang untuk memperkuat Shadow Garden. Ia tahu bahwa keberadaannya tidak boleh terungkap, dan ia siap untuk membuat “Shadow” muncul dengan cara yang paling dramatis dan tak terduga. Misinya bukan untuk terlibat dalam pertempuran yang bisa mengancam keberadaannya, tetapi untuk mengumpulkan sebanyak mungkin rampasan dan memperkuat posisinya di dunia ini.
Namun, nasib sepertinya tidak berpihak pada rencananya yang tenang. Ketika Elisabeth bangkit kembali dan kekuatannya mulai mempengaruhi kota, keadaan menjadi kacau. Rencana Elisabeth untuk membangkitkan kekuatannya yang terlupakan mulai beraksi, dan seluruh Kota Tanpa Hukum terhuyung dalam kekacauan. Para pengikutnya, yang dikenal sebagai Crimson, melancarkan serangan besar-besaran, mengguncang seluruh kota dengan keganasan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Keadaan semakin tidak terkendali, dan apa yang sebelumnya merupakan tempat yang penuh dengan peluang, kini berubah menjadi medan pertempuran yang mengancam keselamatan siapa saja yang terjebak di dalamnya.
Sementara itu, Claire yang merasa kehilangan jejak saudaranya, Cid, yang tampaknya menghilang tanpa jejak, mulai merasa cemas. Pencarian untuk menemukan Cid membawa Claire pada sebuah petualangan baru, di mana ia bertemu dengan Mary, seorang pemburu vampir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang kota dan ancaman yang datang dari Elisabeth. Mary, yang juga memiliki tujuan untuk mengalahkan Elisabeth dan menumpas para pengikut Crimson, menjadi sekutu tak terduga bagi Claire. Keduanya memutuskan untuk bekerja sama, bergegas menuju Menara Crimson, yang dikenal sebagai rumah dari Ratu Darah, untuk menghentikan kebangkitan Elisabeth sebelum kota ini jatuh lebih jauh ke dalam kekacauan.
Sementara itu, tidak jauh dari kota, Beta—salah satu anggota Shadow Garden—bersama tim kecil rekrutan yang baru bergabung, juga tiba di Kota Tanpa Hukum. Tujuan mereka sangat jelas: untuk memastikan bahwa Shadow Garden tetap menjadi kekuatan yang tak terbendung, mengawasi jalannya peristiwa di kota ini, dan memastikan bahwa Cid tidak akan terjebak dalam pertempuran yang bisa mengungkapkan keberadaan Shadow Garden. Beta dan timnya tahu bahwa Kota Tanpa Hukum adalah tempat yang penuh dengan ancaman dan peluang, dan mereka harus beroperasi dengan hati-hati untuk memastikan bahwa mereka dapat keluar dari sana dengan keuntungan yang maksimal tanpa menarik perhatian yang tidak diinginkan.
Ketika semua pemain utama berkumpul di Menara Crimson, suasana semakin tegang. Konfrontasi yang telah dipersiapkan dengan cermat oleh semua pihak akhirnya terjadi, dan di bawah bulan merah yang menyinari langit, para pejuang dan penguasa bertemu di medan pertempuran. Elisabeth, dengan kekuatan vampirnya yang tak terhentikan, siap untuk menghancurkan siapa saja yang menghalangi jalannya. Claire dan Mary, dengan tekad untuk menghentikan kebangkitan Ratu Darah, bersiap untuk menghadapi musuh yang jauh lebih kuat daripada yang mereka bayangkan. Di sisi lain, Cid, yang telah mengatur segala sesuatunya dengan bijaksana dan penuh perhitungan, menunggu saat yang tepat untuk muncul dari bayang-bayang dan memainkan peranannya dalam pertempuran besar ini.
Saat kegelapan dan cahaya bertabrakan, dan saat darah mulai tercurah di Menara Crimson, kita akan melihat bagaimana semua takdir ini saling terkait. Kota Tanpa Hukum yang penuh dengan kekejaman, kekuatan, dan ambisi ini akhirnya akan menentukan nasib para protagonisnya. Dalam konfrontasi besar yang tak terhindarkan ini, hanya satu hal yang pasti: di balik bayang-bayang, Shadow akan selalu muncul dengan cara yang tak terduga.
[Written by MAL Rewrite]